Minggu, 13 September 2009

Angka Setana

ANGKA SETANA

1. DEFENISI

Angka setana adalah ukuran unjuk kerja pembakaran bahan bakar diesel yang diperoleh dengan membandingkannya dengan bahan bakar referen / standar pada mesin uji standar.
Rasio komperasi adalah rasio / perbandingan volume ruang bakar termasuk ruang pembakaran awal pada saat piston berada pada titk mati bawah dengan volume ruang bakar tersebut pada saat piston berada pada titik mati atas.
Ignition delay – penyalaan tunda, waktu - dinyatakan dalam derajat sudut engkol – antara bahan bakar mulai diinjeksikan dan mulai terbakar.
Setana meter adalah instrument elektrik yang menunjukan waktu injeksi bahan bakar dan penyalaan tunda dengan menerima impuls – impuls dari transduser.

2. PRINSIP
Angka setana bahan bakar diesel ditentukan dengan membandinhkan karakteristik pembakarannya pada mesin uji karakteristik campuran bahan bakar referens / standar yang telah ditentukan angka setananya pada kondisi operasi standar. Hal ini dipenuhi dengan menggunakan prosedur pembatasan handwheel yang mengubah – ubah rasio komperasi (pembacaan handwheel) bahan bakar sampel dan masing – masing bahan bakar referens untuk mendapatka penyalaan tunda spesifik dengan menginterpolasi angka setana berdasarkan pembacaan skala pada handwheel.

3. BAHAN
 N-cetane (n-hexadecane) dengan kemurnian minimum 99,0 % digunakan sebagai komponen acuan berangka setana 100
 Heptamethylnanone dengan tingkat kemurnian minimium 98,0 % digunakan sebagai komponen acuan berangka setana 15
 T – bahan bakar solar dengan angka setana rata – rata CNARV berkisar 73 – 75
 U – bahan bakar solar dengan angka setana rata – rata CNARV berkisar 20 – 22

4. ALAT
 1 Set diesel engine – satu silinder, 4 langkah, injeksi tak langsung dan dilengkapi dengan instrumentasi.
 Gelas ukur (1000 ml), satu buah
 Gelas ukur (500 ml), dua buah
 Stopwatch



5. PEMBUATAN CAMPURAN
 Siapkan alat – alat yang diperlukan, alat – alat tersebut adalah gelas ukur 500 ml dua buah dan atu buah gelas ukur 1000 ml.
 Tentukan terlebih dahulu angka setana yang diinginkan dari campuran bahan bakar pembanding.
 Lihat pada tabel angka setana campuran bahan bakar pembanding sehingga didapat perbandingan masing – masing bahan bakar pembanding.
 Siapkan bahan bakar pembanding T dan U.
 Tuangkan bahan bakar pembanding T ke dalam gelas ukur 500 ml, banyaknya bahan bakar pembanding T sesuai dengan yang terlihat pada tabel.
 Tuangkan bahan bakar pembanding T tersebut kedalam gelas ukur 1000 ml.
 Tuangkan bahan bakar pembanding U kedalam gelas ukur 500 ml.
 Banyaknya bahan bakar pembanding U sesuai dengan yan terlihat pada tabel.
 Masukan bahan bakar pembanding U kedalam gelas ukur 1000 ml, aduk campuran tersebut sehingga tercampur sempurna.
 Tuangkan campuran bahan bakar pembanding ke dalam botol dan segera ditutup.


6. CARA PENGUJIAN
 Hidupkan listrik dengan cara menekan tombol ON pada panel listrik.
 Hidupkan socket dan chimney pada panel listrik.
 Buka katup air pendingin.
 Switch posisi START pada panel mesin CFR. Putar ke posisi ON untuk pemanas udara dan pengontrol temperature. Putar pada posisi ON pada pengatur temperetur pelumas.
 Panaskan mesin kira – kira 30 – 45 menit atau temperature pelumas telah mencapai 220 F. Pemanasan mesin ini bisa dilakukan dengan mesin listrik atau dengan bahan bakar.
 Ukur laju alir bahan bakar ke pompa atau laju alir injeksi 13 ml/menit (60  1detik per 13,0 ml)
 Masukkan bahan bakar percontoh ke dalam tangki No. 2. Atur waktu injeksi bahan bakar injeksi menjadi 13, terlihat pada panel sudut injeksi bahan bakar.
 Atur handwheel sehingga penyalaan tunda menunjukan pada posisi 13, terlihat pada panel sudut injeksi bahan bakar. Catat skala pada handwheel.
 Masukan bahan bakar pembanding I yang telah diketahui angka setananya pada tangki No. 1. Lakukan flushing pada pompa bahan bakar.
 Lakukan pengaturan waktu injeksi bahan bakar dan penyalaan tunda seperti yang dilakukan pada percontoh. Catat hasil pembacaan handwheel.
 Masukan bahan bakar pembanding II yang telah diketahui angka setananya pada tangki No. 3. Angka setana bahan bakar pembanding I dan II harus mengapit angka setana percontoh dan perbedaan angka setana bahan bakar pembanding tidak lebih dari 5.
 Lakukan pengaturan waktu injeksi dan penyalaan tunda. Catat pembacaan akhir pada skala handwheel.
 Angka setana percontoh didapat dengan perhitungan interpolasi.
 Tutup aliran bahan bakar ke pompa bahan bakar. Putar posisis OFF pada penel mesin CFR.
 Tutup aliran air pedingin dan putar semua switch ke posisi OFF (socket dan chimny)
 Putuskan aliran dengan menekan tombol ke posisis OFF pada panel listrik.

7. RUMUS PERHITUNGAN
 Hitung rata – rata pembacaan handwheel percontoh dan masing - masing campuran bahan bakar pembanding.
 Hitung angka setana dengan menginterpolasi semua pembacaan handwheel sesuai dengan fornula dibawah ini :

CNS = CNLRF + HWS - HWLRF + (CNHRF - CNLRF)

 HWHRF – HWLRF 


Dimana :
 CNS = angka setana percontoh
 CNLRF = angka setana bahan bakar pembanding berangka setana rendah
 CNHRF = angka setana bahan bakar pembanding berangka setana tinggi
 HWS = pembacaan handwheel percontoh
 HWLRF = pembacaan handwheel bahan bakar pembanding berangka setana rendah
 HWHRF = pembacaan handwheel bahan bakar pembanding berangka setana tinggi